DENSITAS AIR LAUT

“PENGARUH SALINITAS DAN SUHU TERHADAP DENSITAS AIR LAUT”
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari fenomena laut, yang kemudian dapat diaplikasikan ke banyak bidang, seperti rekayasa, lingkungan, bencana laut, perikanan, dan mitigasi bencana. Perilaku laut memang susah untuk diprediksi, gelombang yang tinggi, tenggelamnya pulau-pulau keil karena kenaikan permukaan laut, badai, tsunami, dan lain sebagainya
Salah satu metode yang dapat dilakukan dalam mempelajari oseanografi fisika yakni pengamatan langsung dengan melakukan praktek lapang untuk mengetahui oseanografinya itu sendiri.  Oseanografi fisika dapat diketahui dengan cara mengukur pasang surut, ombak, arus, angin seperti yang telah kita lakukan, itu hanya sebagian dari oseanografi fisika tersebut, sehingga diperoleh gambaran dasar tentang perbedaan dari data tersebut
Adanya faktor-faktor fisik air laut, sepeti temperatur dan perubahan arus dapat menyuburkan laut. Kedua, laut digunakan oleh manusia untuk berbagai aktivitas. Manusia banyak menggunakan laut, seperti untuk transportasi, pengeboran minyak dan gas, rekreasi, berenang, perikanan dan lain-lain. Ketiga laut mempengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Laut mempengaruhi distribusi hujan, kemarau, banjir dan kondisi lingkungan suatu daerah.
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari dinamikalaut. Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal (misalnya akibat perbedaanpemanasan di permukaan) dapat menghasilkan arus laut yang sangat kuat. Olehkarena itu penentuan densitas merupakan hal yang sangat penting dalamoseanografi. Lambang yang digunakan untuk menyatakan densitas adalahρ (rho). densitas berbandinng lurus dengan salinitas dan berbanding terbalik dengan suhu
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.
Temperatur atau suhu merupakan derajat panas suatu objek yang diakibatkan oleh tumbukan antar molekul yang tidak beraturan. Temperatur berbeda dengan panas/kalor. Panas per unit volume dihitung dari temperatur dengan rumusan: Q = densitas x panas spesifik x temperatur. (Noir P. Purba dan Widodo S. Pranowo: 2015)
Suhu air laut sering juga disebut dengan SST (Sea Surface Temperature) atau SPL (Suhu Permukaan Laut) dengan satuan SI yaitu Celcius (0C). Jika mengukur perbedaan suhu (delta), maka harus diukur dengan satuan Kelvin (K). Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak ketinggian dari permukaan laut (Altituted), intensitas cahaya matahari yang diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi udara, dan penutupan awan (Hutabarat dan Evans, 1986).
Sumber utama panas air laut yaitu berasal dari cahaya matahari.  Ada pula sumber lain panas air laut yaitu struktur bumi seperti gunung api; lempeng samudera; dan daratan, serta energi kinetik yang ada dalam kolom air. Perbedaan siang dan malam dapat mempengaruhi suhu air laut.  Pada pagi hari, suhu air laut lebih rendah dibandingkan pada siang hari. Pada sore hari suhu air laut lebih rendah dari siang hari tetapi lebih tinggi dari pagi hari meskipun posisi mataharinya sama, hal tersebut dikarenakan sifat air laut yang lama menyerap dan melepaskan panas. Selain itu, berdasarkan posisi matahari terhadap bumi pun dapat mempengaruhi suhu air laut. Suhu air laut pada wilayah tropis akan lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah subtropis dan kutub. Ada pula sumber lain panas air laut, yaitu interior bumi (daratan dan kerak bumi), serta energi kinetik yang ada dalam kolom air.
1.2.Rumusan Masalah
1.      Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi tingkat densitas air laut ?
2.      Bagaimana cara pengukuran tingkat densitas air laut?

1.3.Tujuan Makalah
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai UTS yang kurang, selain ini makalah ini bertujuan agar pembaca dapat lebih mengetahui tentang salinitas dan bagaimana cara atau metode pengukuran salinitas tersebut.







BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Salinitas adalah kadar garam terlarut dalam air. Satuan salinitas adalah per mil (‰), yaitu jumlah berat total (gr) material padat seperti NaCl yang terkandung dalam 1000 gram air laut (Wibisono, 2004).
Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik-kimia suatu perairan, selain suhu, pH, substrat dan lain-lain. Salinitas  dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan, presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat, laut dan payau. Kisaran salinitas air laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar 0,5-5‰ (Nybakken, 1992).
Salinitas 30 ppt adalah tingkat kadar garam normal pada air laut, pada salinitas ini induk ikan bandeng dipelihara dan dipijahkan. Salinitas 23 ppt adalah kisaran salinitasi media air laut - payau, di mana nener (stadium akhir larva bandeng) dipelihara di bak- bak  hatchery bandeng. Sementara salinitas 16 ppt mewakili air payau, di alam kondisi ini dijumpai pada tambak-tambak dimana benih bandeng dipelihara atau dibesarkan mencapai ukuran konsumsi (Hutabarat,2008).
Toleransi terhadap salinitas tergantung pada umur stadium ikan. Salinitas berpengaruh terhadap reproduksi, distribusi, lama hidup serta orientasi migrasi. Variasi salinitas pada perairan yang jauh dari pantai akan relatif kecil dibandingkan dengan variasi salinitas di dekat pantai, terutama jika pemasukan air - air sungai. Perubahan salinitas tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku ikan atau distribusi ikan tetapi pada perubahan sifat kimia air laut (Dronkers,1964).
Salinitas adalah tingkat keasinan kadar garam terlarut dalam air,salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah .tetapi secara ideal,salinitas ini merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam garam pada setiap kilogram air laut.secara praktis,adalah susah untuk mengukur salinitas dilaut,oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (ci).kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram Ion klorida satu kilogram air laut dan jika semua halogen digantikan oleh klorida.(Murtidjo,2002).
Kandungan garam pada sebagian besar danau,sungai,dan saluran air alami sangat kecil sehingga air ditempat ini dikatagorikan sebagai air tawar.kandungan garam sebenarnya padaair ini,secara difinisi kurang dari 0,055% dan jika lebih dari itu,air dikatagorikan sebagai air payau/menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5% lebih dari 5% ia disebut brine. (LIPI,2007)
            Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik- kimia suatu perairan, selain suhu, pH, substrat dan lain-lain. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan, presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat, laut dan payau. Kisaran salinitas air laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar 0,5-5‰ (Nybakken,1992).
Faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas : (Hutabarat, 1985).
1.      Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
2.      Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
3.      Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.
Untuk menghitung salinitas di laut dapat di bagi 2, yaitu dapat di tentukan secara fisika dan kimia : (Pickard, 1995).
A.     Secara Fisika
Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah sifat air laut yang sangat ditentukan oleh jumlah kadar garam di laut. Oleh karena itu pengukuran salinitas dapat dilakukan berdasarkan pengukuran konduktivitas dengan menggunakan beberapa alat.
B.     Secara Kimia
Cara kimia yang biasa digunakan untuk menentukan salinitas adalah dengan menghitung kadar klorida yang ada dalam contoh air laut karenadianggap klorida adalah komponen yang paling penting dan dalam jumlahyang paling banyak. Kandungan klorida ditetapkan sebagai jumlah gram ion pada satu kilogram air laut, dengan menganggap semua halogen ekuivalen dengan klorida. Penentuan kandungan klorida dalam sampel air laut disebut klorinitas. Hubungan antara salinitas dan klorinitas ditentukan denganpengukuran dasar laboratorium pada contoh air laut di seluruh dunia yang dinyatakan dengan persamaan.
Menurut Nyabakken (1992) alat pengukur salinitas yang memiliki keteltian tinggi adalah konduktivitimeter yang bekerja berdasarkan daya hantar listrik. Makin besar kandungan salinitas dalam suatu perairan maka semakin besar pula datya hantar listriknya (Nyabakken,1992).

BAB 3. PENUTUP
1.1.   Kesimpulan
Kesimpulan makalah ini yang berjudul ‘Tingkat Salinitas Air Laut’ adalah sebagai berikut :
1.      Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari tentang perairan laut, yang mencakup pengetahuan tentang faktor biotik dan abiotik serta interaksi yang terjadi diantaranya. Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasar yang lain. Ilmu-ilmu lain yang termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology), ilmu bumi (geography), ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry), ilmu hayati (biology) dan ilmu iklim (metereology) .
2.      Salinitas laut adalah jumlah kadar garam yang terdapat dalam air laut. Salinitas berpengaruh terhadap kehidupan organisme perairan. Setiap daerah perairan di bumi ini memiliki salinitas yang berbeda-beda. Garis yang menghubungkan kadar salinitas yang sama dalam peta dinamakan isohaline. Salinitas  dipermukaan  sangat  khas dan berfariasil.  nilai-nilai  salinitas pada  permukaan dipengaruhi oleh proses fisik  yang terjadi di perairan. Salinitas  akan meningkat  karena penguapan  dan pembekuan.  Salinitas  akan menurun akibat hujan,  aliran sungai,  dan mencairnya es.  Perbedaan antara  penguapan dan curah hujan di lintang menyebabkan  terjadinya perbeberbedaan tersebut.  Penurunan  salinitas  permukaan dekat khatulistiwa disebabkan oleh curah hujan yang lebih besar atau tinggi
1.2.Saran
Semoga dengan adanya laporan ini penulis dapat lebih giat dalam belajar agar memdapatkan nilai yang kebih tinggi sehingga tidak harus menggerjakan tugas tambahan dan diharapkan dengan dikerjakannya laporan makalah ini dapat menutupi kekurangan nilai yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Wibisono M.S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. PT. Gramedia Widiasarana
Nybakken, J.W., 1992. Marine Biology An Ecological Apprach. 3 rd edition. Addison-Wesley Educational Publishers Inc, USA.
Hutabarat, Sahala dan Stewart M. Evans. 2008. Pengantar Oseanografi. Universitas indonesia, Jakarta.
Dronkers, J. J. 1964. Tidal Computations in rivers and coastal waters. North-Holland Publishing Company. Amsterdam.
Murtidjo, B. Agus. 2002. Budidaya dan pembenihan bandeng. Kasinius,
Yogyakarta.
LIPI. 2007. Status Ekosistem Wilayah Pesisir Teluk Kupang dan Sekitarnya. Sam Wouthuzen(ed). Pusat Penelitian dan Pengembangan Oceanologi LIPI, Ambon.




NAMA : GULMAN ZAKIYA
NIM : 1710712210012




Comments